Kamis, 20 Juni 2013

Jurnal Sistem Informasi

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KABUPATEN KUNINGAN
Aah Sumiah
Program Studi: Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Kuningan
Aah_sumiah@yahoo.com
ABSTRAK
Dalam sebuah organisasi, baik itu organisasi yang sederhana ataupun yang besar. Selalu dibutuhkan informasi-informasi untuk menunjang proses pengambilan keputusan. Dapat dikatakan tidak mungkin seorang decision maker membuat sebuah kebijakan tanpa didukung oleh informasi yang tepat. Kata tepat disini tidak berarti bahwa informasi harus selalu up to date, tetapi bisa berupa informasi yang sudah lama, berkas-berkas, rangkuman-rangkuman dan sebagainya.
Keputusan yang akan diambil seringkali harus didukung oleh tersedianya informasi yang cepat, ini sering terjadi bila keputusan harus segera diambil. Dengan menggunakan komputer maka perolehan informasi yang cepat dan tepat dapat direalisasikan. Menggunakan komputer tidak berarti semua informasi pasti dapat diperoleh dari komputer, tetapi harus ada data-data yang disimpan di dalam komputer dan ada prosedur-prosedur yang dapat memperbaharui dan mengolah data-data tersebut menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan.
Badan Pertanahan Nasional adalah sebuah lembaga Pemerintahan dimana dalam pelaksanaannya dalam melayani masyarakat dibutuhkan ketepatan dan kecepatan pengolahan data.
1. Pendahuluan
Badan Pertanahan Nasional adalah sebuah lembaga Pemerintahan dimana dalam pelaksanaannya dalam melayani masyarakat dibutuhkan ketepatan dan kecepatan pengolahan data.
Dalam melakukan pelayanan yang tepat dan cepat kepada masyarakat tentunya diperlukan sebuah teknologi yang dapat membantu terlaksananya pelayanan tersebut .
Komputer yang ada dirasa belum cukup optimal jika didalamnya tidak didukung dengan tersedianya sebuah sistem informasi yang dapat menunjang ketepatan dan kecepatan pengolahan data.
2. Tinjauan Umum
2.1. Sejarah Singkat BPN Kabupaten Kuningan
Sejalan dengan peradaban, peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup semakin maju, semua di tujukan untuk terciptanya perkembangan disegala bidang. Misalnya dibidang pertanahan, masyarakat mulai mengetahui betapa pentingnya pengakuan hak atas tanah yang mereka tempati atau tanah yang mereka gunakan sebagai sumber penghidupan, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut kemudian pemerintah mendirikan sebuah kantor yang mengurus masalah pertanahan yang diberi nama Kantor Pertanahan dalam hal ini adalah Kantor Pertanahan Kabupaten Kuningan, kantor ini sebagai Instansi non Departemen yang mempunyai sejarah atau silsilah tentang berdirinya, dan sebagai latar belakang pemafaatan daya guna yang dirasakan oleh dan untuk masyarakat.
Semula kantor ini bernama Kantor Agraria yang dirintis pemerintah pada tahun 1955, kemudian pada tanggal 24 September 1960 Kantor Agraria diresmikan.
Kantor Agraria ini berada dan berdiri dibawah naungan Departemen Agraria. Pada tahun 1966 nama Departemen ini diganti dengan nama Direktorat Agraria dibawah naungan Departemen Dalam Negri.
Kantor Agraria mempunyai kedudukan yang berdasarkan keputusan Mentri Dalam Negri No.133/1978, pasal 40 ayat 1 dan 2 berbunyi :
1. Kantor Agraria kabupaten Kuningan adalah:
Aparat Departemen Dalam Negri yang diperbantukan kepada Bupati Daerah Tingkat II sebagai kepala wilayah untuk menangani masalah-masalah agraria yang sehari-hari bertanggung jawab kepada Bupati dan secara teknis dibina oleh Direktorat Propinsi.
2. Kantor Agraria Kabupaten Kuningan dipimpin oleh seorang kapala kantor
Berdasarkan keputusan Presiden No.26 tahun 1988, kantor Agraria tidak masuk lagi Departemen Dalam Negri tetapi menjadi Badan Pertanahan Nasional yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dibawah Mentri Sekretariat Negara. Pada tanggal 2 januari 1989 untuk tiap
2
kantor ditingkat propinsi namanya diganti menjadi Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dengan Surat keputusan Badan Pertanahan Nasional No.10/BPN/1989.
Tugas BPN adalah membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan baik UUPA maupun peraturan-peraturan lain yang meliputi pengusaan dan pendaptaran tanah lainya. Sedangkan kantor pertanahan berdasarkan pasal 26 yaitu melaksanakan tugas dan fungsi BPN dalam wilayah kabupaten yang bersangkutan.
Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Kuningan berdasarkan pasal 27 adalah sebagai berikut
1. Menyiapkan kegiatan pengaturan penguasaan tanah, penataan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah serta pengukuran dan pendaptaran tanah
2. Melaksanakan kegiatan pelayanan dibidang pengaturan penguasaan tanah
3. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.
2.2. Struktur Organisasi Kantor BPN
Strukturktur organisasi ini sangat berguna untuk membatasi seseorang dalam organisasi supaya dapat menghindari hal-hal sebagai berikut :
1. Pengerjaan tugas yang tidak sesuai dengan ketentuan seorang karyawan
2. Ketidak pastian kerja
Organisasi sebagai rangkaian kerjasama yang membutuhkan pengalokasian seluruh pekerjaaan yang harus dikerjakan antara kelompok kerja dan penempatan wewenang serta tanggungjawab setiap komponen kerja yang menyediakan sarana kerja yang baik, karena itu kantor pertanahan kabupaten kuningan membentuk struktur organisasi yang berdasarkan SK Kepala Badan Pertanahan Nasional no. 1 Tahun 1989, sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUNINGAN
(SK.KEPALA BPN. TGL.31-01-1989 NO.01/89)
Gambar 2.1. Struktur Organisasi BPN Kab. Kuningan
2.3. Dasar teori
Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Adapun prosedur adalah suatu urutan-urutan operasi tulis-menulis dan biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.
Suatu sistem yang baik harus mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat karena hal ini akan sangat menentukan dalam mendefinisikan masukan yang dibutuhkkan sisem dan juga keluaran yang dihasilkan.
2.3.1 Konsep dasar Sistem
Sistem juga merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Elemen-elemen sistem yang terdapat dalam sistem meliputi : Tujuan sistem, batasan sistem, kontrol, input, proses, output dan umpan balik.
1. Tujuan sistem
Tujuan sistem merupakan tujuan dari sistem tersebut dibuat. Tujuan sistem dapat berupa tujuan organisasi, kebutuhan, permasalahan yang ada dalam suatu organisasi maupun urutan prosedur untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Batasan Sistem
Batasan sistem merupakan sesuatu yang membatasi sistem dalam mencapai tujuan sistem. Batasan sistem dapat berupa peraturan-peraturan yang ada dalam suatu organisasi, biaya-biaya yang dikeluarkan, orang-orang yang ada dalam organisasi, fasilitas baik itu sarana dan prasarana maupun batasan lain
3
3. Kontrol sistem
Kontrol atau pengawasan sistem merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan pencapaian tujuan dari sistem tersebut. Kontrol sistem dapat berupa kontrol terhadap pemasukan data (input), kontrol, kontrol tehadap keluaran (output), kontrol terhadap pengolahan data, kontrol terhadap umpan balik dan sebagainya.
4. Input
Input merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk mengolah atau memproses seluruh masukan data menjadi suatu informasi yang lebih berguna. Misalkan sistem produksi akan mengolah bahan baku yang berupa bahan mentah menjadi bahan jadi yang siap untuk digunakan.
5. Output
Output merupakan hasil dari input yang telah diproses oleh bagian pengolah dan merupakkan tujuan akhir sistem. Output ini bisa berupa laporan grafik, diagram, batang dan sebagainya.
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan elemen dari sistem yang bertugas mengevaluasi bagian dari output yang dikeluarkan, dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan sebuah sistem. Umpan balik ini dapat merupakan perbaikan sistem, pemeliharaaan sistem dan sebagainya
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen yang fungsinya sangat vital didalam sistem informasi.
Secara rinci komponen-komponen sistem informasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Input
Input disini adalah semua data yang dimasukan kedalam sistem informasi. Dalam hal ini yang termasuk input adalah dokumen-dokumen, formulir-formulirdan file-file. Dokumen-dokumen tersebut dikumpulkan dan dikonfirmasikan ke suatu bentuk sehingga dapat diterima oleh pengolah yang meliputi :
a. Pencatatan
b. Penyimpanan
c. Pengujian
d. Pengkodean
2. Proses
Proses merupakan kumpulan prosedur yang akan memanipulasi input yang kemuadian akan disimpan dalam bagian basis data dan seterusnya. Akan diolah menjadi suatu output yang akan digunakan oleh si penerima. Komponen ini dalam tugasnya akan mengubah masukan menjadi sebuah keluaran
3. Output
Output merupakan semua keluaran atau hasil dari model yang sudah diolah menjadi suatu informasi yang berguna dan dapat dipakai penerima. Komponen ini akan berhubungan langsung dengan pemakai sistem informasi dan merupakan tujuan akhir dari pembuatan sistem informasi komponen ini dapat berupa laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pemakai sistem untuk memantau keberhasilan sebuah organisas
4. Teknologi
Teknologi disini merupakan bagian yang berfungsi untuk memasukan input, mengolah input dan mengahsilkan keluaran. Ada tiga bagian dalam teknologi ini yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat manusia. Perangkat keras contohnya : keyboard, mouse, dan lain-lain. Perangkat lunak contohnya program untuk mengolah data dan perangkat manusia contohnya analis sitem, programmer dan lain-lain.
5. Basis data
Secara umum basis data adalah kumpulan dari table-tabel.
Basis data merupakan kumpulan data-data yang saling berhubungan satu dengan lainya membentuk sebuah bangunan data untuk menginformasikan suatu perusahaan dalam batasan tertentu.
6. Kendali
Kendali dalam hal ini merupakan semua tindakan yang diambil untuk menjaga sistem informasi tersebut agar bisa berjalan dengan lancar dan tidak mengalami gangguan. Komponen ini sangat penting agar sistem secara keseluruhan memiliki validasi dan integritas yang tinggi.
4
2.3.3 Manfaat Sistem Informasi
Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi–transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
2.3.4 Desain Sistem
Desain sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru.
Ada beberapa alat Bantu yang digunakan dalam desain sistem yaitu kamus data(data Dictionary), Diagram Kontek (context diagram), Normalisasi, relasional
1. Diagram Kontek
Diagram Konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks di refresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan system
2. Kamus Data
Kamus data adalah sekumpulan elemen-elemen atau simbol-simbol yang digunakan untuk membantu didalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap field atau file didalam sistem
3. Normalisasi
Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel-tabel dan masing-masing tabel memiliki hubungan tertentu.
Langkah-langkah pembentukan Normalisasi
1. Bentuk tidak Normal
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi
2. Bentuk Normal Tahap pertama (1st NF)
Bentuk normal tahap pertama (1st NF) akan terpenuhi jika semua relasi merupakan atribut sederhana, bukan atribut komposit. Tidak ada atribut yang berulang. Tiap field hanya memiliki satu pengertian
3. Bentuk Normal Tahap Kedua (2nd NF)
Bentuk normal tahap kedua (2nd NF) terpenuhi jika pada sebuah relasi/tabel, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional (KF) pada key primer secara utuh. Bentuk normal tahap kedua ini dilakukan setelah suatu relasi dalam bentuk 1st NF
4. Bentuk Normal Tahap Ketiga (3td NF)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga 3rd NF maka tabel/relasi harus dalam bentuk normal tahap kedua terlebih dahulu(2nd NF) dan semua atribut bukan frimer tidak mempunyai hubungan transitif. Dengan kata lain setiap bukan kunci haruslah bergantung pada primary key secara menyeluruh
5. Boyce-code Normal Form (BCNF)
Boyce-code Normal Form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk normal ketiga . Untuk BNCF, relasi harus dalam bentuk Normal kesatu dan setiap atribut harus bergantung pada superkey.
4. Relasional
Relasi menunjukan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.
Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat pada himpunan entitas membentuk himpunan relasi
Model entity-relasionalship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan diagram entity relasional ship(diagram E-R). Notasi-notasi simbolik di dalam diagram E-R yang dapat kita gunakan adalah :
1. Persegi panjang menyatakan himpunan entitas
2. Lingkaran /elip, menyatakn atribut (atribut yang berfungsi sebagai key digaris bawahi)
3. Belah ketupat menyatakan himpunan relasi
4. Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas san himpunan entitas dengan atributnya
5. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu-ke-satu, dan N untuk relasi satu-ke-banyak atau N dan N untuk relasi banyak-ke-banyak)
5
Gambar 2.3 Proses Pengolahan data Kepegawaian
3. Perancangan Sistem
A. Normalisasi
Hal pertama yang penulis lakukan dalam meyusun perancangan sistem ini adalah dengan membuat Tabel Normalisasi dari data-data yang penulis peroleh dari Badan Pertanahan Nasional Kab. Kuningan, dimana ini merupakan proses terpenting untuk menghindari bayaknya redudansi data,dan mempermudah proses perancangan sistem pada tahap selanjutnya.
B. Entity Relationship Diagram (ERD)
Tahap selanjutnya setelah Proses Normalisasi yang penulis lakukan adalah membuat. Entity Relationship Diagram yang merupakan gambaran dari entitas- entitas yang saling berhubungan
Untuk lebih jelasnya Entity Relasionshipnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Entity Relationship Diagram
C. Relasi Antar Tabel
Relasi antar tabel ini ini merupakan pembentukan dari Entity Relationship Diagram sehingga lebih mudah untuk memahaminya. Adapun proses tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2 Relasi Antar Tabel
6
D. Kamus Data
1. Tabel Pegawai
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data pegawai
Field kunci : Nip
Tipe Kunci : Char
No
Nama Field
Tipe
Lebar
Keterangan
1
Nip
char
9
Nomor induk Pegawai
2
Nama
varchar
50
Nama pegawai
3
Jns_kelamin
char
1
Jenis kelamin L: Laki-laki
P : Perempuan
4
Tgl_lahir
Datetime
8
Tanggal lahir
5
Tmp_lahir
varchar
20
Tempat lahir
6
Agama
char
10
Agama
7
Status
char
1
Status K : Kawin
T : Tidak kawin
8
Alamat
varchar
100
Alamat
9
Pendidikan
char
10
Pendidikan terakhir
10
Sekolah
varchar
50
Nama Sekolah Terakhir
11
Lulus_tahun
int
4
Lulusan Tahun
12
Kd_gol
char
5
Kode golongan
13
Tmt_gol
Datetime
8
Terhitung masuk tanggal
14
Kd_jabatan
char
4
Kode jabatan
15
Tmt_jabatan
Datetime
8
Terhitung masuk jabatan
16
Masakerja
char
2
Masakerja
17
poto
image
16
poto
18
Catatan
varchar
100
catatan
2. Tabel Golongan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data golongan
Field kunci : Kd_gol
Tipe Kunci : Char
No
Nama Field
Tipe
Lebar
Keterangan
1
Kd_gol
Char
5
Kode golongan
2
Pangkat
varchar
30
pangkat
3. Tabel Jabatan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data Jabatan
Field kunci : Kd_jabatan
Tipe Kunci : Char
No
Nama Field
Tipe
Lebar
Keterangan
1
Kd_jabatan
char
4
Kode jabatan
2
Jabatan
Varchar
20
Jabatan
3
Tunj_jabatan
money
8
Tunjangan jabatan
4. Tabel Diklat Pegawai
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data Latihan Jabatan Pegawai
Field kunci : Kd_diklat
Tipe Kunci : Char
No
Nama Field
Tipe
Lebar
Keterangan
1
Kd_diklat
Char
4
Nomor
2
Nip
Char
9
Nomor induk pegawai
3
Lat_Jabatan
Int
4
Latihan jabatan
4.
Tahun
Int
4
Tahun
5. Tabel Gaji
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data Gaji Pegawai
Field kunci : No_rekening
Tipe Kunci : Char
No
Nama Field
Tipe
Lebar
Keterangan
1
No_rekening
Char
6
No rekening pegawai
2
Nip
Char
9
Nomor induk pegawai
3
Kd_gol
Char
5
Kode golongan
4.
Kd_jabatan
Char
4
Kode jabatan
5
Status
char
1
Status
6
Gaji_pokok
Money
8
Gaji pokok
7
Tj_istri
Money
8
Tunjangan istri
8
Jml_anak
Char
1
Jumlah anak
9
Tj_anak
Money
8
Tunjangan anak
10
lain-lain
Money
8
Tunjangan_lain-lain
11
Tj_Struktural
Money
8
Tunjangan structural
12
Tj_fungsional
Money
8
Tunjangan fungsional
13
Pph
Money
8
Pajak Penghasilan
14
Total_Potongan
Money
8
Total Potongan
15
Simpanan_wajib
Money
8
Simpanan wajib
16
Tabungan_rumah
Money
8
Tabungan rumah
17
Pfk_beras
Money
8
Pfk beras
18
Gaji_Kotor
Money
8
Gaji kotor
19
Gaji_bersih
Money
8
Gaji bersih
20
Tanggal
datetime
8
Tanggal
21
Bulan
char
10
Bulan
22
Tunjangan beras
money
8
Tunjangan beras
6. Tabel Absensi
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data Absensi Pegawai
Field kunci : Nip
Tipe Kunci : Char
No
Nama Field
Tipe
Lebar
Keterangan
1
Tgl_Absensi
Datetime
8
Tgl Absensi
2
Nip
Char
9
Nomor induk pegawai
3
Kd_jabatan
Char
4
Kode Jabatan
3
Apel_Pagi
Char
10
Apel Pagi
4.
Apel_siang
Char
10
Apel Siang
5
Keterangan
Char
15
Keterangan
7
7. Tabel Mutasi
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data Mutasi pegawai
Field kunci : Nip
Tipe Kunci : Char
No
Nama Field
Tipe
Lebar
Keterangan
1
Kd_mutasi
Char
4
Kode mutasi
2
Nip
Char
9
Nomor induk pegawai
3
Ket_mutasi
Char
1
Keterangan mutasi M : Masuk
K : Keluar
4.
Asal Kantor
Varchar
20
Asal Kantor
5
Tujuan_kantor
Varchar
20
Tujuan Kantor
6.
Tmt_mutasi
datetime
8
Terhitung mulai tanggal
E. Perancangan Masukan
a. Desain Menu Utama
Gambar 3.3 Desain menu utama
b. Desain Form Data Pegawai
Gambar 3.4 Desain Form Pegawai
F. Perancangan Laporan
Gambar 3.5 Form Laporan
4. Implementasi
4.1. Persiapan sumber daya
Pada tahap ini dilakukan persipan berupa pengadaan hardware, sistem operasi, bahasa pemrograman dan aplikasi pendukung lainya yang akan dijadikan media untuk memungkinkan rancangan sistem yang sebelumnya telah dibuat kedalam sebuah software
Perangkat keras yang penulis gunakan untuk membuat software sistem informasi kepegawaian memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a. Processor Intel Pentium III MMX 500 Mh
b. 128 Mega byte SDRAM
c. Hardisk 10 Giga Byte
d. Disk Drive 1,44
e. Monitor Samsung 14”
f. Printer Canon Pixma iP 1000
g. CD-ROM Samsung
h. Sistem Operasi Windows XP
i. Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0
j. Microsoft SQL Server 2000
k. Flash disk 128 mega byte
8
4.2 Implementasi Program
4.2.1 Form Login
Form ini merupakan form yang digunakan untuk dapat memasuki program utama dimana form ini berisi input user name dan password
Listing programnya adalah sebagai berikut:
Private Sub Cmdok_Click()
Dim mcari As String
Dim x As String
mcari = "pemakai='" & Text1.Text & "'"
mcaripasword = "pasword='" & Text2.Text & "'"
If Text1.Text = "" And Text2.Text = "" Then
x = MsgBox("SILAHKAN MASUKAN NAMA USER DAN PASWORD ANDA", vbInformation + vbOKOnly, "LOGIN")
Text1.SetFocus
Else
Adodc1.Refresh
With Adodc1.Recordset
.Find mcari
If .EOF Then
x = MsgBox("AKSES DITOLAK.....USER TIDAK DIKENALI!," + "SILAHKAN CEK KEMBALI", vbCritical + vbOKOnly, "LOGIN")
Text1.Text = ""
Text2.Text = ""
Text1.SetFocus
Else
If Trim(!pasword) = Trim(Text2.Text) Then
MDIForm1.Enabled = True
Login.Hide
MDIForm1.Enabled = True
Login.Hide
Else
x = MsgBox("MAAF PASWORD ANDA SALAH...AKSES DITOLAK!," + "SILAHKAN ULANGI KEMBALI", vbCritical + vbOKOnly, "LOGIN")
Text2.Text = ""
Text2.SetFocus
End If
End If
End With
End If
End Sub
Gambar 4.1 Form Login
4.2.2 Form Pegawai (Data_pegawai.form)
Form ini digunakan untuk melakukan input data pegawai dan bertugas untuk menyimpan data pribadi dan karir pegawai ke dalam data base
Listing programnya adalah sebagai berikut :
Private Sub simpan_Click()
Dim mcari As String
Dim x As Integer
mcari = "Nip='" & textnip.Text & "'"
Adodc1.Refresh
With Adodc1.Recordset
.Find mcari
If Not .EOF Then
x = MsgBox("Nip" & textnip.Text & ",sudah ada :" & !nama, vbInformation + vbOKOnly, "DATA PEGAWAI")
textnip.SetFocus
Exit Sub
End If
x = MsgBox("Apakah Data Akan Disimpan?", vbQuestion + vbOKCancel, "DATA PEGAWAI")
If textnip.Text <> "" And x = vbOK Then
.AddNew
!nip = textnip.Text
!nama = Textnama.Text
!Jns_kelamin = Textjns_kelamin.Text
!Tgl_lahir = Texttgl_lahir.Text
!Tmp_lahir = Texttmp_lahir.Text
!Agama = Textagama.Text
!Status = Textstatus.Text
!Alamat = Textalamat.Text
!Pendidikan = Textpendidikan.Text
!Sekolah = Textsekolah.Text
!Lulusan_tahun = Texttahun.Text
!Kd_gol = Textkd_gol.Text
!Tmt_gol = texttmt_gol.Value
!kd_jabatan = Textkd_jabatan.Text
!Tmt_jabatan = texttmt_jabatan.Value
!Masakerja = Textmasakerja.Text
!poto = poto.Picture
!catatan = catatan.Text
.update
kosongkanform
textnip.SetFocus
Else
Exit Sub
End If
End If
9
End With
End Sub
Gambar 4.2 Data_pegawai.form
4.2.3 Pencarian data pegawai (caripegawai.form)
Form ini digunakan sebagai form pencarian data pegawai dimana pada form ini data ditampilkan dalam bentuk tabel, dan pencarian, pengeditan, dan penghapusan data dapat dilakukan langsung pada tabel dalam form ini
Listing Programnnya adalah sebagai berikut:
Private Sub caripegawai_Click()
With Adodc1
If Textcrnip.Text = "" And Textcrnama.Text = "" Then
.RecordSource = "select * from pegawai where nip<>''"
End If
If Textcrnip.Text <> "" And Textcrnama.Text = "" Then
.RecordSource = " select * from pegawai where nip like '%" & Textcrnip.Text & "%' order by nip Asc"
End If
If Textcrnip.Text = "" And Textcrnama.Text <> "" Then
.RecordSource = "select * from pegawai where nama like '%" & Textcrnama.Text & "%' order by nama Asc"
End If
If Textcrnip.Text <> "" And Textcrnama.Text <> "" Then
.RecordSource = " select* from pegawai where nip like '%" & Textcrnip.Text & "%' and nama like '%" & Textcrnama.Text & "%' order by nip Asc"
.Refresh
End If
.Refresh
End With
If Adodc1.Recordset.RecordCount > 0 Then
Adodc1.Recordset.MoveFirst
Text1.Text = Adodc1.Recordset.RecordCount
Exit Sub
End If
End Sub
Private Sub Commandupdate_Click()
Adodc1.Recordset.Move 0
Adodc1.Refresh
End Sub
Private Sub Commandhapus_Click()
Dim x As Integer
With Adodc1.Recordset
x = MsgBox(!nip & "," & !nama & " akan dihapus?", vbExclamation + vbOKCancel, "DATA PEGAWAI")
If x = vbCancel Then
Exit Sub
End If
.Delete
End With
Adodc1.Refresh
End Sub
Gambar 4.3 Caripegawai.form
4.2.4 Pembuatan laporan
a. Biodata Pegawai
laporan biodata pegawai terdiri dari 2 buah laporan yaitu perorangan dan keseluruhan data pegawai
Listing programnya adalah sebagai berikut:
Private Sub cmdlaporan_Click()
DataReport3.Show
DataEnvironment1.rsdata_pegawai.Requery
DataReport3.Refresh
End Sub
10
Gambar 4.4 LaporanPegawaiKeseluruhan.Dsr
Gambar 4.5 LaporanDataPerseorangan.Dsr
5. Penutup
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian di BPN akhirnya penulis dapat menyusun sebuah program yang diberi nama Sistem Informasi Kepegawaian BPN Kab Kuningan,
Dari Program Tersebut Penulis dapat menarik kesimpulan :
1. Teknogi Komputer memungkinkan pekerjaan Kantor lebih cepat diselesaikan
2. Adanya Sistem Informasi memberikan manfaat yang sangat besar dibandingkan dengan menggunakan proses manual
3. Data base menawarkan kemudahan dalam pengarsipan data
B. Saran
1. Bagi pembaca yang ingin mempelajari program yang penulis buat diharapkan juga dapat memperbaikinya. Karena penulis merasa program ini masih banyak kekurangan dimana-mana dikarenakan kurangnya pengetahuan serta buku sumber yang penulis miliki.
2. Bagi Perpustakaan Uniku Penulis harapkan dapat lebih memperbanyak buku sumber tentang penggunaan SQL server dalam Visual Basic.
3. Bagi Tempat penelitian, Penulis harapkan dapat mempertahankan kinerja yang baik, yang selama ini telah dicapai dan dilaksanakan oleh BPN.
Daftat Pustaka
1. M. Agus J. Alam,2005. Pemrograman Database Visual Basic dalam Sql Server 7.0 & 2005, Elex Media Komputindo, Bandung.
2. Tutang, 2002. Microsoft SQL Server 2000 bagi pemula. Datakom Lintas Buana, Cibinong.
3. Drs. Ario Suryo Kusumo, 2002. Pemrograman Database dengan VB 6.0, Elex Media Komputindo, Jakarta
4. Drs. Ario Suryo Kusumo, 2000. Buku latihan Microsoft Visual Basic 6.0 , Elex Media Komputindo, Jakarta
5. Andri Kristanto, 2003. Perancangan Sistem Informasi Dan Aplikasinya, Gava Media, Yogyakarta.
6. Tim Penelitian Dan Pengembangan, 2003. Aplikasi Database & Crystal Report pada Visual Basic6.0, Andi Offset Dan Madcoms, Yogyakarta.
7. Hengki Alexander mangkulo, Belajar Sendiri Aplikasi Database Sistem Infentori dengan VB 6.0.
8. Tips & Trik Perograman Visual Basic 6.0,Wahana Komputer Semarang dan Penerbit Andi Yogyakarta.
9. Nur ali widyanahar, 2003. Manajemen Proyek Sistem Informasi untuk Para Engineer Dan Fropesional. Elexmedia Komputindo,Jakarta

Rabu, 12 Juni 2013

Pendidikan Kewarganegaraan ( Tugas 3 )



NAMA           :           GITA PUTRI AZIZA
NPM              :           33111088
KELAS         :           2DB16

1.PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-menerus secara sinergi. Hal demikian itu, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan modal dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ketahanan nasional ialah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya, menuju kejayaan bangsa dan negara.
Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemempuan menggambarkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasioal.
Keuletan merupakan kualitas diri.
Ketangguhan adalah kualitas yang menunjukkan kekuatan atau kekokohan sebagaimana dipersepsikan dari luar oleh pihak lain.
 Ancaman merupakan hal atau usaha yang bersifat mengubah kebijaksanaan dan dilaksanakan secara konsepsional kriminal serta politis.
Tantangan merupakan usaha yang bertujuan atau bersifat menggugah kemampuan.
Hambatan merupakan usaha yang bertujuan melemahkan secara tidak konsepsional yang berasal dari diri sendiri.
Gangguan adalah hambatan yang berasal dari luar yang bertujuan melemahkan secara tidak konsepsional.
 Identitas adalah ciri khas suatu bangsa dilihat secara keseluruhan yang membedakannya dengan bangsa lain.
 Integritas adalah kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.



2.PENGARUH SISTEM KETAHANAN NASIONAL PADA ASPEK-ASPEK KEHIDUPAN NASIONAL
1.Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikanmotivasi. Ideologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya,yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspek kehidupan manusia.Ideologi juga dilandaskan dengan dasar Negara kita Pancasila dan UUD 1945.

2.Pengaruh Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari dalam maupun luar.Perwujudan ketahanan dalam aspek politik memerlukan kehodupan politik bangsa yang sehat, dinamis dan mampu memelihara stabilitas politik.

3.Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasionalmerupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Wujud ketahanan kebudayaan tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat yang rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera. Masyarakat tersebut haruslah mampu menangkal  penetrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuai kebudayaan nasional.

4. Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan
Aspek pertahanan dan keamanan sangatlah diperlukan dalam membangun ketahanan nasional apabila tidak adanya keamanan maka tidak adanya kenyamanan dan ketertiban dalam Negara ini.
Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu :
a.  memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk  perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan.
b.  sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksosbudhankam sehingga setiap warga negara dapat mengeliminir pengaruh buruk pada aspek-aspek tersebut.


Daftar Pustaka :

Pendidikan Kewarganegaraan ( Tulisan 3 )




NAMA           :           GITA PUTRI AZIZA
NPM              :           33111088
KELAS          :           2DB16

1.BAGAIMANA SISTEM KETAHANAN NASIONAL PADA MASA ORDE BARU DAN REFORMASI
Kepemimpinan Nasional dan Ketahanan Nasional adalah dua aspek yang tidak hanya saling terkait tapi juga saling mempengaruhi satu sama lain. Kepemimpinan nasional yang kuat pada satu sisi akan berdampak kepada meningkatnya ketahanan nasional, sementara itu ketahanan nasional yang mantap pada sisi lain akan makin memperkokoh kepemimpinan nasional suatu bangsa. Sebaliknya, tanpa kepemimpinan yang baik dalam pengelolaan sebuah negara, terutama Indonesia sebagai bangsa yang multi etnis dengan kondisi geografis wilayah negara yang berbentuk kepulauan, negeri ini amat rentan terhadap guncangan sosial dan politik yang dapat berujung kepada perpecahan dan disintegrasi bangsa. Ketahanan nasional yang tinggi juga berpengaruh kuat terhadap terwujudnya kepemimpinan nasional yang kuat, dapat menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan secara efektif dalam mengelola pemerintahan negara. Keduanya, ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, saling mendukung dan saling terimbas.

Sejak kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945 hingga saat ini, rezim pemerintahan negara telah berganti beberapa kali, yang dapat dikelompokan dalam tiga fase atau orde. Setiap penguasa dengan episode-nya masing-masing memiliki karakteristik dan gaya pemerintahan yang unik dan berbeda. Orde Lama yang dikomandani Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, dengan pola pemerintahan nasionalistik-universal yang didasari oleh suasana batin penolakan imprealisme-kolonialisme (gaya lama maupun gaya baru, neokolonialisme) cukup berhasil menyatukan bangsa Indonesia dalam sebuah negara dan menciptakan ketahanan nasional yang cukup baik. Bahkan, pada saat Indonesia masih sangat belia itu, Soekarno dengan gemilang merebut dan mempertahankan Irian Barat berintegrasi ke dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Jika jalan sejarah tidak berubah yang dipicu oleh tragedi politik berdarah di tahun 1965, beberapa bagian wilayah lainnya di seputaran nusantara, seperti Serawak di utara Kalimantan, Timor-Timur, bahkan Papua Nugini dan Semenanjung Malaysia dapat ditaklukan untuk diintegrasikan kedalam wilayah Indonesia dan menjadikannya bagian integral bangsa Indonesia oleh penguasa saat itu.

Masa pemerintahan Soekarno tidaklah luput dari berbagai persoalan dan rongrongan yang mengarah kepada bubarnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pemberontakan demi pemberontakan terjadi di beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Upaya pecah-belah negara yang baru terbentuk inipun juga telah dilakukan secara “legal” melalui pembentukan negara-negara kecil di nusantara yang menyatu dalam negara Republik Indonesia Serikat (RIS) hasil perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949. Namun, kepemimpinan Orde Lama dengan gaya khas seorang orator dan diplomat ulung, Soekarno dapat dipandang berhasil mempertahankan keutuhan NKRI melalui berbagai langkah strategis, baik kedalam negeri maupun ke tataran diplomasi internasional. Kondisi ketahanan nasional tetap terjaga hingga kepada pergantian rezim di tahun 1966/67.

Era Orde Lama berlalu digantikan Orde Baru. Ibarat lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Demikian juga terjadi dalam dunia pemerintahan negara Indonesia. Orde Baru, yang dimotori oleh Jenderal Soeharto yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia kedua, muncul dengan slogan barunya: “bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen”. Kalimat sakti mandraguna tersebut telah berhasil menyihir seluruh lapisan masyarakat yang rindu dengan pemerintahan yang benar-benar berdasarkan konstitusi dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila tidak hanya dalam kehidupan bermasyarkat tetapi juga dalam sistim pemerintahan negara. Setidaknya, melalui sosialisasi jargon Orde Baru tersebut, rekatan persatuan dan kesatuan antar elemen masyarakat yang terdiri dari ratusan suku bangsa dapat lebih kuat sehingga mengurangi hayalan disintegrasi bangsa untuk sementara waktu.

Langkah pemerintahan Soeharto yang fokus kepada usaha pemenuhan kebutuhan pokok rakyat melalui program-program pembangunan lima tahunan, telah secara signifikan meningkatkan integrasi nasional yang semakin hari semakin kuat di antara sesama anak bangsa. Program asimiliasi dan perkawinan campuran antar suku dan etnis, termasuk di kalangan Tionghoa, telah membuka sekat-sekat perbedaan di antara berbagai komponen bangsa untuk bersatu, yang pada gilirannya dapat mempertinggi ketahanan nasional negara Indonesia. Program transmigrasi yang diperkirakan telah membaurkan puluhan juta penduduk etnis Jawa-Madura-Bali ke hampir semua komunitas di seantero nusantara juga menjadi salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan nasional di bawah kendali Soeharto dalam menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.

Dalam mengatasi pergolakan bernuansa disitengrasi, pemerintahan Orde Baru lebih mengedepankan gaya militer-otoriteristik melalui berbagai strategi yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Bahkan untuk membasmi tindak kriminalitas dan premanisme, pimpinan nasional saat itu menerapkan pola penghilangan paksa ala militer melalui satuan khusus bawah tanah, petrus (penembak misterius) yang menghasilkan matius (mati misterius). Keberadaan Kopkamtib (Komando Operasional Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) dan Kantor Sosial Politik di daerah-daerah menjadi alat “pengamanan” yang difungsikan tidak hanya sebagai strategi preventif-represif tapi juga sebagai komponen petugas penindakan dan recovery terhadap tindakan yang mengarah kepada pengancaman ketahanan nasional. Di masa Orde Baru, tingkat stabilitas ketahanan nasional dikategorikan sangat mantap.

Orde Baru harus berakhir, digantikan dengan Orde Reformasi sejak 1998 dan masih berjalan hingga saat ini. Pada kurun waktu 13 tahun masa Reformasi ini, telah muncul silih berganti 4 presiden di republik ini, Baharuddin Jusuf Habibi, Abdul Rahman Wahid, Megawati Soekarnoputra, dan Susilo Bambang Yudhonono. Dalam kaitannya dengan ketahanan nasional, buah pahit era Orde Reformasi berupa lepasnya Provinsi Ke-27 Timor Timur (yang salah satu gubernurnya Abilio Soares adalah alumnus Lemhannas) dan berpindahnya dua pulau, Sipadan dan Ligitan ke wilayah kekuasaan negara Malaysia, dapat dijadikan cerminan awal lemahnya kepemiminan nasional Indonesia di era ini. Pertanyaan mendasar yang perlu direnungkan bersama adalah masihkan kita dapat mengharapkan kepemimpinan nasional saat ini mampu meningkatkan dan mempertahankan ketahanan nasional dalam kaitannya dengan penjagaan keutuhan NKRI? Dengan kata lain, bagaimanakah efektivitas kepemimpinan nasional di era reformasi terhadap peningkatan ketahanan nasional? Persoalan utama ini tentunya amat menarik untuk dijadikan bahan kajian dan analisis dalam rangka menginspirasi setiap anak bangsa, teristimewa para pemimpin nasional, dalam mencari formula kepemimpinan nasional yang baik, efektif dan efisien di masa mendatang.



2.BANDINGKAN SISTEM KETAHANAN NASIONAL DI NEGARA INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA LAIN DI DUNIA.
Bobroknya Ketahanan Nasional Indonesia sebagai Negara Maritim
Secara geografis negara Indonesia dikenal sebagai negara maritim, yaitu negara yang letaknya dikelilingi oleh banyak pulau. Negara kita mempunyai predikat sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan hampir dua per tiga wilayah negeri ini adalah air dan lautan.
Kalau kita berbicara mengenai konsep negara maritim, tidaklah lepas dari kepentingan pertahanan dan industri pertahanan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tidak hanya harus bisa menjaga kedaulatan, tetapi juga melindungi seluruh kekayaan alam yang dimilikinya. Jangan sampai sebagai negara maritim, kita tidak dapat menjaga ribuan pulau yang dimiliki dan sumber kekayaan alam lainnya.
Definisi dari ketahanan nasional itu sendiri adalah segala usaha untuk mempertahankan keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Apabila kita melihat pembangunan sistem pertahanan nasional di negara kita dan kita kaitkan dengan konsep negara Indonesia sebagai negara maritim.
Maka belum ada keselarasan antara pembangunan sistem pertahanan dengan konsep negara kita sebagai negara martim. Hal ini dapat dibuktikan dari perbandingan antara luas wilayah perairan negara kita dengan minimnya peralatan kapal selam yang dimiliki negara Indonesia untuk menjaga wilayah maritimnya dari ancaman yang mengganggu keutuhan bangsa dan negara. Serta belum ada kesadaran dari seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara yang tangguh.
Dampak yang akan dialami oleh negara kita tak heran jika pertahanan nasional di sektor kelautan menjadi rapuh. Alhasil, tak sedikit batas wilayah kedaulatan NKRI selalu di langgar oleh pihak asing. Misalnya sudah beberapa kali kapal-kapal dari negara lain melanggar masuk ke wilayah NKRI.
Untuk kedepannya persoalan maritim atau kelautan akan semakin penting. Misal, dari sektor ekonomi, jalur-jalur perhubungan dan perdagangan lewat laut sejalan dengan proses globalisasi menuju pasar bebas akan semakin ramai. Di sisi lain, laut juga mempunyai arti ekonomi yang besar karena kandungan sumber-sumber alamnya yang dapat menguntungkan bagi Indonesia.
Sehingga apabila kondisi pertahanan nasional di sektor maritim ini tidak segera di perbaiki. Maka negara Indonesia  akan kehilangan keuntungan di sektor ekonomi, misalnya jalur perdagangan Indonesia dengan negara lain akan terganggu, kegiatan ekspor-impor barang juga terganggu. Serta Indonesia akan kehilangan sumber kekayaan alamnya.
Dan menurut pendapat saya, memang seharusnya warga negara indonesia saling bersatu dalam menjaga persatuan dan kesatuan wilayah maupun segala sesuatu yang dimiliki indonesia agar tidak mudah diakui oleh negara lain ataupun diambil negara lain.


Daftar Pustaka :