Minggu, 30 Maret 2014

Tugas Softskill

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri keuangan pasar modal nasional harus mampu bersaing dengan sektor perbankan.

Kepala Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan, itu karena hingga kini porsi pasar modal di Indonesia masih jauh tertinggal dari sektor perbankan.

"Pengembangan pasar modal Indonesia merupakan isu krusial di Indonesia saat ini, perannya masih 20% dibanding sektor perbankan 80%," kata Nur Haida dalam acara Entering The Market 2014 di Jakarta, Selasa (18/3/2014).

Dia membandingkan dengan negara yang lebih maju, peran pasar modal sebanding dengan sektor jasa keuangan bank.
Di Amerika Serikat, peran pasar modal mencapai 90%. "Karena itu peran pasar modal Indonesia perlu ditingkatkan, bisa sebanding dengan perbankan. Sehingga perekonomian Indonesia ditopang tidak hanya bank tapi pasar modal," ungkap dia.

Nur Haida menuturkan untuk memperkuat sektor pasar modal dengan menambah jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal (emiten) dan investor agar porsi pasar modal Indonesia naik.

Saat ini baru ada 448 emiten yang listing di Bursa Efek Indonesia, angka ini masih rendah dibandingkan negara lain.
"Di Malaysia sudah hampir seribu, Singapura di atas seribu. Selama 2013, sebanyak 31 emiten yang mencatatkan sahamnya di seluruh Indonesia," jelas dia.

Dari sisi jumah emiten, dibandingkan 2012 ada peningkatan sebesar 25%. Sebab itu jumlah emiten di bursa belum memadai untuk membuat pasar menguat.

"Karena itu perlu ditingkatkan agar market kita lebih berkembangkan lagi. Manfaat penawaran umum tidak hanya menambah modal, perusahaan bapak akan memperbaiki struktur permodalan, bisa meningkatkan kridebiltas perusahaan," pungkas dia.
(Nurmayanti)





Opini :

Tidak ada salahnya meniru kesuksesan Negara tetangga untuk bisa bersaing dan tidak tertinggal jauh Negara tetangga. Dan bias lebih memajukan perekonomian Negara dan kemakmuran rakyat Indonesia.