GITA PUTRI AZIZA
33111088
3DB16
Merdeka.com - Pengamat perbankan Ryan Kiryanto menyebut saat ini
perbankan Indonesia dilanda obesitas. Pasalnya, ada 120 bank yang kini
tengah beroperasi di Indonesia.
Penyakit ini akan membuat
industri perbankan tak sehat karena tidak bisa efisien. Selain itu,
segmentasi perbankan di Indonesia juga tidak jelas dan teratur.
Kondisi
seperti ini diakui sangat berat jika Indonesia memasuki pasar bebas
ASEAN pada 2020 mendatang. Ryan membandingkan dengan Singapura yang
hanya memiliki tiga bank dan Malaysia 38 bank.
"Kita sudah
overbank, Singapura 3 bank, Malaysia ada 37 atau 38 bank. Dari sisi
regulasi maupun supervisi ini berat. 1 Januari 2016 kita memasuki pasar
bebas ASEAN dan untuk perbankan 2020. Kalau small bank (bank kecil) itu
harus berkompetisi dengan DBS dari Singapura maka tidak akan kuat," ucap
Ryan dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (3/5).
Ryan meminta
kepada lembaga pengawas sektor jasa keuangan yaitu OJK untuk membuat
roadmap atau blue print perbankan ke depan. OJK bisa saja melakukan
konsolidasi perbankan seperti merger dan akuisisi.
"Jika tidak,
size perbankan Indonesia akan kalah dari bank tetangga. Singapura dan
Malaysia serta Thailand. Sekarang saja size bank mereka mengalahkan bank
di Indonesia dengan aset terbesar Rp 800 triliun," tegasnya.
Cara
lain untuk menyehatkan perbankan Indonesia adalah dengan membuat
capital planning atau rencana keuangan jangka panjang. Penambahan modal
harus dilakukan dengan cara organik maupun anorganik.
"Tapi kalau
organik dengan menambah modal dari laba bersih itu lama. Cara paling
tepat adalah anorganik growth dengan bergabung, konsolidasi merger atau
akuisisi serta mengundang strategic partner," tambahnya.
Namun
demikian, ketika ditanya mengenai akuisisi BTN oleh Mandiri Ryan enggan
berkomentar lebih banyak. Menurutnya, perbankan di Indonesia memang
harus sudah dikurangi.
"Secara industri maupun individual bank
harus menyusun rencana ke depan. Saya tidak bicara mengenai BTN dan
Mandiri, tapi bank bank di Indonesia. Pemilik saham harus dapat dana
segar dengan konsolidasi bank," tutupnya.
OPINI :
Untuk mencegah masalah obisitas yang terjadi di dunia perbankan seharusnya tidak lah perlu terlalu banyak perusahaan perbankan di Indonesia karena akan membuat
industri perbankan tak sehat karena tidak bisa efisien. Selain itu,
segmentasi perbankan di Indonesia juga tidak jelas dan tidak akan teratur.
Sumber : http://www.merdeka.com/uang/ada-120-bank-beroperasi-perbankan-nasional-alami-obesitas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar