Kamis, 08 Mei 2014

Tulisan 4 - Terapan Komputer Perbankan (Softkill)

GITA PUTRI AZIZA
33111088
3DB16

Merdeka.com - Pengamat perbankan Ryan Kiryanto menyebut saat ini perbankan Indonesia dilanda obesitas. Pasalnya, ada 120 bank yang kini tengah beroperasi di Indonesia.

Penyakit ini akan membuat industri perbankan tak sehat karena tidak bisa efisien. Selain itu, segmentasi perbankan di Indonesia juga tidak jelas dan teratur.

Kondisi seperti ini diakui sangat berat jika Indonesia memasuki pasar bebas ASEAN pada 2020 mendatang. Ryan membandingkan dengan Singapura yang hanya memiliki tiga bank dan Malaysia 38 bank.

"Kita sudah overbank, Singapura 3 bank, Malaysia ada 37 atau 38 bank. Dari sisi regulasi maupun supervisi ini berat. 1 Januari 2016 kita memasuki pasar bebas ASEAN dan untuk perbankan 2020. Kalau small bank (bank kecil) itu harus berkompetisi dengan DBS dari Singapura maka tidak akan kuat," ucap Ryan dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (3/5).

Ryan meminta kepada lembaga pengawas sektor jasa keuangan yaitu OJK untuk membuat roadmap atau blue print perbankan ke depan. OJK bisa saja melakukan konsolidasi perbankan seperti merger dan akuisisi.

"Jika tidak, size perbankan Indonesia akan kalah dari bank tetangga. Singapura dan Malaysia serta Thailand. Sekarang saja size bank mereka mengalahkan bank di Indonesia dengan aset terbesar Rp 800 triliun," tegasnya.

Cara lain untuk menyehatkan perbankan Indonesia adalah dengan membuat capital planning atau rencana keuangan jangka panjang. Penambahan modal harus dilakukan dengan cara organik maupun anorganik.

"Tapi kalau organik dengan menambah modal dari laba bersih itu lama. Cara paling tepat adalah anorganik growth dengan bergabung, konsolidasi merger atau akuisisi serta mengundang strategic partner," tambahnya.

Namun demikian, ketika ditanya mengenai akuisisi BTN oleh Mandiri Ryan enggan berkomentar lebih banyak. Menurutnya, perbankan di Indonesia memang harus sudah dikurangi.

"Secara industri maupun individual bank harus menyusun rencana ke depan. Saya tidak bicara mengenai BTN dan Mandiri, tapi bank bank di Indonesia. Pemilik saham harus dapat dana segar dengan konsolidasi bank," tutupnya.

OPINI :
Untuk mencegah masalah obisitas yang terjadi di dunia perbankan seharusnya tidak lah perlu terlalu banyak perusahaan perbankan di Indonesia karena akan membuat industri perbankan tak sehat karena tidak bisa efisien. Selain itu, segmentasi perbankan di Indonesia juga tidak jelas dan tidak akan teratur.

Sumber : http://www.merdeka.com/uang/ada-120-bank-beroperasi-perbankan-nasional-alami-obesitas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar